Penerapan pada persamaan diferensial
PENERAPAN PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL
A.
PERSAMAAN DIFERENSIAL
y’ = a y
dengan
y = f(x) adalah sebuah fungsi tak diketahui yang akan ditentukan
y’ = dy/dx adalah turunannya
a = konstanta
Salah
satu bentuk pemecahan persamaan di atas adalah fungsi yang berbentuk
y = c eax
dengan
c adalah sebarang konstanta.
Masing
– masing fungsi berbentuk seperti ini menyajikan pemecahan dari
y’ = a y karena
y’ = c a eax = a
y
Suatu persamaan diferensial
biasanya mempunyai pemecahan umum dan khusus. Ada kalanya soal fisis yang
menghasilkan sebuah persamaan diferensial menentukan juga kondisi tambahan tertentu. Misalnya, jika kita mengharuskan
pemecahan y’ = a y memenuhi kondisi tambahan : y(0) = 3, yakni y = 3 bila x =
0, maka dengan subsitusi nila – nilai ini pada pemecahan umum y = c eax
kita dapatkan nilai untuk c, yaitu 3 = c
e0 = c.
Jadi
y = 3 eax adalah salah satunya pemecahan y’ = a y yang memenuhi
kondisi tambahan tersebut. Sebuah kondisi yang menetapkan nilai pemecahan pada
sebuah titik dinamakan kondisi awal dan masalah pemecahan persamaan diferensial
yang memenuhi kondisi awal dinamakn masalah nilai awal.
Contoh
:
a.
Tuliskanlah sistem y1’ = 3 y1
y2’ = -2 y2
y3’ = 5 y3 dalam bentuk matriks
b.
Pecahkanlah sistem tersebut
c.
Carilah pemecahan sistem yang memenuhi kondisi awal y1(0) = 1, y2(0)
= 4 dan y3(0) = -2
Penyelesaian
:
a.
atau Y’ =
Y
b.
Karena masing – masing persamaan hanya melibatkan satu fungsi tak diketahui,
maka persamaan tersebut dapat dipecahkan dengan sendiri – sendiri, sehingga
dapat diperolah
y1 = c1
e3x
y2 = c2
e-2x
y3 = c3
e5x
atau
dengan notasi matriks y =
c.
Dari kondisi – kondisi awal yang diberikan, kita peroleh
1 = y1(0) = c1
e0 = c1
4
= y2(0) = c2 e0 = c2
-2
= y3(0) = c3 e0 = c3
Sehingga
pemecahan yang memenuhi kondisi awal adalah
y1 = e3x y2 = 4 e-2x y3 = c3 e5x
dengan notasi matriks
y =
=
Berikut
ini prosedur untuk memecahkan sistem y’ = AY dengan matriks koefisien A
yang dapat didiagonalisasi :
Langkah
1. Carilah matriks P yang dapat mendiagonalisasi A
Langkah
2. Buatlah subsitusi Y = P U dan Y’ = P U’ untuk mendapatkan “sistem diadonal”
yang baru U’ = D U, dimana D = P-1 A P.
Langkah
3. Pecahkanlah U’ = D U
Langkah
4. Tentukanlah Y dari persamaan Y = P U.
Contoh
2
a.
Pecahkanlah y1’ = y1 + y2 dan y2’ = 4y1 –
2y2
b.
Carilah pemecahan yang memenuhi kondisi awal y1(0) = 1 dan y2(0)
= 6
Penyelesaian
:
a.
Matriks koefisien dari sistem tersebut di atas adalah
A =
Det
(
I – A) =
=
= 0
,
Nilai
eigen dari A adalah
,
Menurut
definisi x =
adalah vektor eigen dari A yang bersesuaian dengan
jika dan hanya jika x adalah sebuah
pemecahan taktrivial dari (
I – A) x = 0, yakni dari
=
Untuk
sistem ini menjadi
=
Sistem
mempunyai pemecahan : x1 = t, x2 = t
Sehingga
=
= t
Jadi
P1 =
adalah sebuah basis untuk ruang eigen dengan
dengan cara yang sama diperoleh basis
untuk ruang eigen dengan
, yakni
P2
=
akhirnya diperoleh P =
mendiagonalisasi A dan
D
= P-1AP =
SUBSSITUSI Y = P U DAN Y’ = P U menghasilkan “sistem
diagonal” yang baru yaitu U’ = D U
U’
=
atau u1’ = 2 u1
dan u2’ = -3 u2
Pemecahan
sistem ini adalah u1 = c1 e2x daan u2
= c2 e-3x
Atau
U =
sehingga persamaan Y = P U menghasilkan Y sebagai
pemecahan baru, yaitu Y =
=
b.
Dengan subsitusi kondisi – kondisi awal yang diberikan, maka kita dapatkan
1 = c1 – ¼ c2
6
= c1 + c2
Dari
persamaan di atas diperoleh c1 = 2, c2 = 4
Jadi
pemecahan yang memenuhi kondisi – kondisi awal adalah
Y1 = 2 e2x
– e-3x
Y2
= 2 e2x + 4 e-3x
Komentar
Posting Komentar